p.s. Az-Zahra

14! Hal apa yang menjadikanku sadar bahwa kehidupan terlalu berarti untuk dihabiskan dengan mengikuti keinginan orang lain?

Suatu hari, aku merasakan memiliki keinginan yang sangat, yang bertolak belakang dengan keinginan seseorang yang biasa aku iya-kan. Seingatku saat itu aku lagi-lagi menyetujui keinginan orang yang bukan aku, sudah menjadi kebiasaan sepertinya, namun hari itu sepertinya diriku menyadari bahwa aku lagi-lagi menurunkan keinginanku sendiri, menurunkan egoku, menyetujui ego yang bukan aku.

Hari itu rasanya aku marah pada diri sendiri yang, entah keberapa kalinya mengacuhkan ingin, padahal mungkin jika aku menuruti kemauanku, orang yang bersamaku tetap baik saja, kita cuma beda keinginan, kita bisa memilih mewujudkan keinginan masing-masing, kan?

Aku pikir jika orang lain mampu mewujudkan keinginannya sendiri, kenapa aku harus mengiyakannya saja? kenapa aku tidak mewujudkan inginku sendiri? Kalaulah aku menggerakkan diriku ke arah inginku, seberapa bahagia aku sekarang?

Pikiran tentang ini masih carut marut, tapi aku mulai sadar bahwa aku berharga, seperti keinginan dan mimpi orang-orang lain, milikku juga berharga, jadi baiknya kita isi penuh dulu cangkir kita sebelum menuangkan teh ke cangkir yang lain, pada akhirnya yang bisa memenuhi inginku ya aku, yang bukan aku bukan tanggungjawabku.